Implementasi Perubahan perilaku hidup bersih dan sehat dengan
merubah sistem pengelolaan sampah Rumah Tangga dan mengalih fungsikan Bak bekas
Penampungan Sampah menjadi Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga ( PLCRT) dan budidaya
Ikan Lele.
Sampah
Rumah tangga adalah material sisa hasil dari suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, dan masyarakat sebagai penghasil sampah tidak menginginkan sampah dekat
dengan mereka , bagi mereka sampah adalah material kotor dan menjijikan yang harus dibuang jauh dari
rumahnya, gambaran ini terjadi disuatu Perkampungan berada disebelah barat Kota Surabaya, perkampungan
dengan luas ± 30.000 M2 terletak di Jl.
Petemon IV mulai rumah No. 130 s/d N0. 156 RT 02 RW XIII Kelurahan Petemon
Kecamatan Sawahan Kota Surabaya terdiri dari 11 lorong gang pertolongan, termasuk
perkampungan padat dihuni 210 Kepala Keluarga, pandapatan warga ekonomi menengah kebawah, jumlah bangunan rumah pemukiman memenuhi
wilayah tersebut tidak ada sisa lahan
kosong .
Dengan
tingkat kepadatan penduduk volume rata-rata sampah rumah tangga yang dihasilkan
perhari ± 7,50 M3, maka untuk menampung
sampah rumah tangga warga membangun
tempat penampungan sampah
berbentuk Bak/Kotak ukuran panjang 1 x 1 meter dengan ketinggian 90 cm
sejumlah 20 bak sampah yang berjejer
disepanjang Jl. Petemon IV, sehingga setiap hari sampah rumah tangga yang
dihasilkan ditampung di bak-bak tersebut
dan selanjutnya warga membayar Petugas
pengangkut sampah yang secara berkala
Petugas mengangkut sampah tersebut dan
dibuang di Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Dalam
perjalanan waktu dengan sistim
pembuangan sampah yang berlaku, terjadi permasalahan dengan sistem pengelolaan
sampah, Sering terjadi perselisihan antar warga berhubungan dengan sampah yang ditampung di
Bak-Bak sampah, protes dari warga kepada Ketua RT menyangkut tentang kebersihannya dan kesehatan, terutama yang melakukan protes
adalah warga yang didepan rumahnya ditempati untuk bak penampungan sampah, karena :
a. Warga dengan seenaknya membuang sampah di bak penampungan sampah tanpa mempedulikan dengan lingkungan
sekitarnya sehingga sampah yang
berserakan disekitar Bak penampungan sampah.
b. Bau busuk yang ditimbulkan sangat menganggu warga yang dekat dengan bak penampungan
sampah.
c. Ulat belatung dari penetrasi sampah merembet kepagar-pagar maupun
kehalaman rumah warga.
Melalui musyawarah pada Rapat Berkala pengurus RT
02-RW XIII, maka salah satu agenda yang dibahas adalah mengatasi permasalahan
tentang sampah, maka disepakati Solusi mengatasi permasalahan dengan merubah sistem pembuangan sampah di
wilayah ini dan perubahan ini
diberlakukan sejak Desember 2011. Perubahan tersebut antara lain :
- Mulai dari rumah tangga, sebelum sampah dibuang dilakukan pemilahan sampah basah dan sampah kering.
- Bak penampungan sampah ditutup bukan untuk tempat pembuangan sampah.
- Tempat pembuangan sampah adalah langsung di Gerobak sampah pada saat Petugas Pengangkut sampah datang, dengan jadwal 2 hari sekali dan diusahakan sampah dalam keadaan terbungkus rapi di Tas kresek dll dan sampah yang dibuang adalah sampah basah.
- Mewajibkan kepada Petugas pengangkut sampah setiap 2 hari pada pukul 06.00 WIB (pagi hari) untuk melakukan pengambilan sampah.
- Dengan semangat kebersamaan warga diharapkan Memberikan isyarat dengan memukul tiang listrik atau benda lainnya pada saat Petugas pengangkut sampah datang.
Program
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) disosialisasikan oleh High Five diwilayah Kelurahan Petemon dan program STBM ini menginspirasi pengurus RT 02 RW XIII untuk memanfaatkan dampak dari perubahan sistem pembuangan sampah rumah
tangga ini, karena ada 20 buah Bak
Penampungan sampah yang tidak terpakai dan ada Sampah kering yang ada di warga.
Dengan kondisi ini Pengurus RT 02 RW XIII melakukan alih fungsi bekas Penampungan sampah/Bak sampah yang tidak terpakai dan memanfaatkan sampah kering dengan :
Dengan kondisi ini Pengurus RT 02 RW XIII melakukan alih fungsi bekas Penampungan sampah/Bak sampah yang tidak terpakai dan memanfaatkan sampah kering dengan :
- 1(satu) bekas bak sampah dimanfaatkan untuk Pengolahan Limbah Cair rumah Tangga secara sederhana, dengan mengolah air selokan melalui proses filtrasi dengan media Iju, Arang batok, Pasir silica, Batu zeolit dan Air selokan setelah diproses pengolahan Limbah Cair untuk mensuplai air Kolam Lele dan untuk siram tanaman
- Bak sampah dengan ukuran 1 x 1 meter tinggi 90 cm sejumlah 19 kotak dipergunakan untuk beternak Lele Sampah kering yang terkumpul disetorkan ke Bank Sampah untuk memperoleh pendapatan tambahan bagi warga.
Dengan
terjadinya perubahan sistem pengelolaan sampah yang berlaku di wilayah RT 02-RW
XIII ini maka diperkampungan tersebut sekarang tidak ada lagi pemandangan sampah yang
menumpuk dan sampah berceceran, kondisi
kampung terlihat menjadi semakin bersih dan sehat, kini pengelolaan dan
perawatan untuk budidaya ikan lele di bekas Bak sampah dilakukan oleh Kader Lingkungan dan setiap 4 bulan Kader Lingkungan memanen hasil dari budidaya lele, sedangkan pemasaran lele di warga setempat dan warga
memperoleh keuntungan karena dapat
membeli dengan harga lebih murah dibandingkan beli pasar tradisional. (Kamid/Ketua
RT 02-RW XIII)
Bekas bak penampungan sampah telah berubah fungsi menjadi Pengolahan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)
Warga membeli hasil panen budidaya Lele
Tim BTKL PP Surabaya sedang mengambil sampel air selokan hasil proses PLCRT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar